Bismillah,......
hmmm,.....selama kepaniteraan di Lab. Kulit kelamin, aku cukup banyak mendapatkan pasien MH,.."Morbus Hansen,..", lumayan banyak lah ya,...baik itu yang di ruangan maupun yang kontrol di Poli Kulit dan Kelamin RSU.Dr.Soetomo. Kebanyakan yang diruangan itu adalah pasien2 lama yang mengalami reaksi Kusta. Nah apa reaksi kusta ntar kita jelasin. sebelumnya maaf ya,..bahasanya simple2 aja,...males menggunakan bahasa yang berat-berat.
"Apa yang akan Anda lakukan apabila menemui seseorang mengidap Kusta di jalan atau di sebuah Rumah Sakit? Respon utama yang terbersit di benak orang-orang umumnya adalah menghindari, takut, merasa jijik, najis, dan lain sebagainya karena alasan takut tertular. Bahkan sebagian masyarakat masih terpatri pada stigma bahwa Kusta atau Lepra ini merupakan sebuah kutukan dari Tuhan dan juga penyakit keturunan. Karena informasi yang tidak lengkap ataupun pemikiran yang salah tersebut, maka pasien Kusta biasanya tidak hanya menghadapi permasalahan dari segi medis saja, tetapi juga menghadapi masalah psikososial. Bahkan permasalahan Kusta ini dapat meluas sampai permasalahan sosial ekonomi, budaya, keamanan, dan ketahanan sosial. Lalu sebenarnya apakah Kusta itu?"
Kalimat di atas dikutip dari salah satu surat kabar yang ada di Surabaya. Tetapi kira-kira seperti itulah yang kita hadapai selama ini. Ketidaktahuan masyarakat dan perlakuan tidak sewajarnya membuat para penderita Kusta tidak tertangani dengan baik.
Nah,. inilah tugas kita para dokter ataupun para mahasiswa kedokteran untuk sedapat mungkin bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai segala hal tentang penyakit kusta, menjelaskan bahwa penyakit ini bukanlah akibat kutukan dari Tuhan, dsb....
Ok,....ok,....gak usah panjang2 prolognya, mari kita bahas penyakit ini....
Morbus Hansen
Batasan
MH (Kusta atau Lepra) adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi (Primer), kulit dan jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat. Ini yang harus diinget bahwa Primer menyerang saraf Pusat.
Patofisiologi
Kuman masuk ke dalam tubuh melalui salurang pernapasan dan kulit yang tidak intak atau tidak utuh. Sumber penularannya adalah penderita kusta yang banyak mengandung kuman (Tipe Multibasiler) yang belum diobati. Dan ada syaratnya yaitu Prolonged contact dan intimate. Artinya bisa menular jika terdapat kontak yang lama dan intim. Misal dalam satu anggota keluarga, pergaulan sehari-hari, dsb.
Gejala Klinis (ini penting),
1. Kelainan saraf tepi (inget primer menyerang saraf tepi), bisa berupa sensorik, motorik dan autonomik. ringkasnya begini,....
- Sensorik : hipoestesi dan anestesi pada kulit yang terserang
- Motorik : kelemahan otot, biasanya di ekstremitas atas, bawah, muka, dan otot mata
- Otonomik : yang diserang persarafan kelenjar keringat jadi kulit yang terkena biasanya kering.
2. Kelainan Kulit
Bisa berupa makula hipopigmentasi atau Eritematus dengan adanya gangguan estesi yang jelas.
Bila lanjut atau sudah kronis, maka bisa timbul gejala-gejala :
- Facies Leonina,.....kayak singa,...akibat infiltrasi kuman yang difus di daerah muka.
- Penebalan cuping telinga,....sering di ambil untuk spesimen BTA,...kuman buanyak di sini.
- Madarosis,...penipisan alis mata bagian lateral
- Glove & Stocking Anastesia,.......anastesi simetris kedua tangan dan kaki.
- hidung pelana,....destruksi tulang rawan....
- dll,..lengkapnya di buku panduan Kusta,....hehehe,...
Pemeriksaan Fisik,
kuncinya adalah T,P,T,..???
Temperature, Pain, Touch,.....periksa tuh semua pada kulit yang ada lesinya....intinya cuman pemeriksaan sensitivitas kulit. Harus dilakuin ni,....gak boleh nggak,....
- Temperature,.....tes panas dingin, caranya dengan dua tabung reaksi, satu dipanasin satu didinginkan,....di sentuhkan aja ke pasien pada kulit yang lesi. ntar pasien di suruh bedain yang mana yang panas yang mana yang dingin,....lengkapnya baca di buku aja.
- Pain,....gunakan aja jarum pentul,..
- Touch,....pakai kapas dilinting, disentuhkan ke lesi dan jangan di tepi luka,....pengalaman sih masih terasa jadi bias ntar ma kulit yang normal,...
- Gangguan otonom,....aku gak pernah periksa sih,...tapi ada tes Gunawan namanya,....males neranginnya,...maaf,..!!!di sini yang penting2 aja,....yang biasa dilakuin DM,...
APa lagi Ya yang penting untuk MH,..???
Periksaan Bakteriologis,....
Sebenernya dari klinis aja sudah cukup dan akurat untuk mendiagnosa penyakit Kusta,..tetapi untuk lebih memastikan bisa diperiksa BTA,....menggunakan pewarnaan Ziehl Nielsen. Sediaannya biasanya d ambil dari kedua cuping telinga dan lesi kulit yang ada.
Cara pengambilan,..:...bisa keluar ujian lo,...tapi males neranginnya,....
Kepadatan Kuman dinyatakan dalam :
- Indeks Bakteri,.....ukuran semi kuantitatif,..jumlah kuman yang ada, tanpa memperhatikan bentuk daripada kuman. dinilai dari +1 sampai +6
- Indeks Morfologis,....ini yang menentukan daya penularan kuman M. Leprae,...presentasi bentuk kuman terhadap seluruh Basil Tahan Asam.. Kuman yang utuh sangat menular,..satu saja ada kuman yang utuh masih dianggap menular.
Diagnosis
Tanda utama cardinal sign WHO :
Bercak kulit mati rasa
Penebalan saraf tepi dengan anestesi
Kuman tahan asam (slit skin smear) +
Minimal 1 tanda. Bila (-) : suspek kusta
observasi
Penetuan Tipe????
buat DM katanya yang penting cuma dua yaitu PB ma MB,...banyaklah ya di buku2,...tapi ini juga sering keluar Ujian,....yang susah tu kalo Di Poli nentuin tipenya,...pengalamanku sih,..atau emang kurang berpengalaman ya,...hahaha,..diterangin gak ya???
Kira-kira itulah,...diambil dari kuliah,.....
Penyulit,...
- Infeksi Sekunder
- Reaksi.....apa nih???ntar ada babnya sendiri,...hehehe,...
- Kecacatan
Kecacatan tu gimana ya neranginnya,....oh ada skemanya koq,...tenang aja,...
ngambil dari kuliah juga,...tapi ni sama dengan yang di Buku,....
Penatalaksanaan
nah,...ini yang penting,....tata laksana,...
Kalo di Dr.Soetomo, diberikan berdasarkan regimen MDT (Multi Drug Therapy)...??Supaya
apa??
- Menghindari resistensi kuman,..
- Mengurangi angka putus obat,...maksudnya mengurangi ketidaktaatan penderita
- Karena kuman banyak,..maka MDT juga dimaksudkan untuk menge-bom- kuman atau mengurangi persistensi kuman dalam jaringan
- Rifampicine 600 mg/ bulan (diminum didepan petugas)
- DDS 100 mg/hari
Pengobatan dilakukan secara teratur selama 6 bulan dan dapat diselesaikan dalam waktu 9 bulan. Setelah selesai minum 6 dosis dinyatakan RFT (Release from Treatment).
2. Multibasiler
- Rifampicine 600 mg/bulan dosis supervisi
- Lamprene 300 mg/bulan dosis supervisi
ditambahkan
-Lamprene 50 mg/hari ,....ini efek samping nya seluruh tubuh jadi hitam,..tapi gak masalah. Pasien harus dijelasin tentang ini.
-DDS 100 mg/hari
Pengobatan selama 12 bulan dan diselesaikan dalam waktu 18 bulan.
Tambahan,...yang biasa diberikan di Dr.Soetomo adalah
- Aneurin,....untuk mencegah neuritis diberikan 3x1 tablet
- Livron B Plex,....2x1 tab,..untuk apa???obat ini mengandung Fe,...untuk mengatasi efek samping yang paling sering dari DDS, yaitu Anemia.
- KAlo kulit kering bisa diberikan Pelembab.
Udah,....makasih ye,....
--------------------Andriy SUbie----------------------
2 komentar:
komplikasinya apa gan??
Makasih teman sejawat atas infonya..
salam kesejawatan
Posting Komentar